-->

Jenis Jenis Teks Kelas XII

Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk jenjang Pendidikan Menengah Kelas XII disajikan dengan berbasis teks, baik lisan maupun tulis, dengan menempatkan Bahasa Indonesia sebagai wahana untuk mengekspresikan perasaan dan pemikiran. Pemahaman terhadap jenis, kaidah dan konteks suatu teks ditekankan sehingga memudahkan siswa menangkap makna yang terkandung dalam suatu teks maupun menyajikan perasaan dan pemikiran dalam bentuk teks yang sesuai sehingga tujuan penyampaiannya tercapai, apakah untuk menggugah perasaan ataukah untuk memberikan pemahaman. Berikut ini beberapa teks yang dipelajari pada kelas XII semester I dan II.

A. Teks Cerita Sejarah
Teks cerita sejarah adalah teks yang di dalamnya menjelaskan dan menceritakan tentang fakta kejadian masa lalu yang menjadi asal-muasal atau latar belakang terjadinya sesuatu yang memiliki nilai kesejarahan, bisa bersifat naratif atau deskriftif.

1. Struktur Teks
Struktur yang membangun sebuah teks cerita sejarah adalah orientasi^urutan peristiwa^reorientasi.
  • Orientasi ini bersifat opsional, artinya boleh ada dalam teks, atau kalau dianggap tidak perlu boleh tidak digunakan. Orientasi ini bermaksud untuk membuka atau pengantar pembicaraan sehingga pembaca tidak langsung dibawa pada inti pembahasan, bisa juga dikatakan pendahuluan ini sebagai pengenalan awal peristiwa sejarah. Dengan orientasi pembaca akan diantarkan dan mendapat gambaran apa yang akan dibahas berikutnya. Pada teks cerita sejarah biasanya didahului dengan keadaan pada waktu tertentu yang dipengaruhi oleh sejarah sebelumnya yang akan dibahas berikutnya. 
  • Urutan peristiwa. Bagian ini merupakan inti dari teks cerita sejarah. Pada urutan peristiwa tentunya membahas seluruh alur cerita sejarah dari mulai awal sampai akhir (secara kronologis). Di dalamnya dibahas berbagai macam peristiwa atau kejadian yang melibatkan berbagai pihak yang berpengaruh dalam sejarah tersebut. Dalam bagian ini dijelaskan berbagai fakta yang mendukung, artinya semua kejadian haruslah bersifat faktual atau kenyataan, karena sejarah itu memanglah harus sesuai dengan kejadian yang sebenarnya.
  • Reorientasi merupakan tahapan yang berupa pilihan, yang bisa saja tidak muncul dalam sebuah teks cerita sejarah. Bentuk umumnya berupa akibat (konsekuensi) dari rangkaian peristiwa sebelumnya, misalnya tentang kekalahan, kemenangan, kematian. Mungkin juga berisi kesimpulan, komentar atau evaluasi dari peristiwa

2. Unsur Kebahasaan
a. Konjungsi Temporal
Konjungsi temporal merupakan konjungsi yang mengacu pada waktu dan sekaligus sebagai sarana kohesi teks. Konjungsi temporal yang menghubungkan dua hal atau peristiwa, terdiri dari dua bagian, yaitu konjungsi temporal yang menghubungkan dua peristiwa yang tidak sederajat (misalnya apabila, bila, bilamana, demi, hingga, ketika, sambil, sebelum, sampai, sedari, sejak, selama, semenjak, sementara, seraya, waktu, setelah, sesudah, tatkala, dan sebagainya) dan konjungsi temporal yang menghubungkan dua bagian kalimat yang sederajat (misalnya sebelumnya dan sesudahnya).

b. Nominalisasi
Nominalisasi, sebagai suatu proses pembentukan nomina dari kelas kata yang lain dengan menggunakan afiks tertentu, kerap terjadi pada bahasa yang digunakan untuk menjelaskan isi penceritaan ulang. Pada teks cerita sejarah sebagai satu bentuk penceritaan ulang juga sering ditemukan nominalisasi ini. Contoh
perjuangan : konfiks per- an (verba [V] à nomina [N])
perubahan : konfiks per-an (verba [V] à nomina [N])

c. Adverbia
Teks cerita sejarah menggunakan keterangan dan frasa adverbial untuk mengungkapkan tempat, waktu, dan cara. Istilah keterangan dalam tata bahasa disebut dengan adverbia. Keterangan merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi lebih lanjut tentang sesuatu yang dinyatakan dalam kalimat; misalnya, memberi informasi tentang tempat, waktu, cara, sebab, dan tujuan. Keterangan ini dapat berupa kata, kelompok kata, atau anak kalimat. Keterangan yang berupa kelompok kata ditandai oleh preposisi, seperti di, ke, dari, dalam, pada, kepada, terhadap, tentang, oleh, dan untuk.
 Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk jenjang Pendidikan Menengah Kelas XII disajikan denga Jenis Jenis Teks Kelas XII
B. Teks Berita
Teks Berita adalah teks yang melaporkan kejadian, peristiwa atau infomasi mengenai sesuatu yang telah atau sedang terjadi. Penyampaian berita ini bisa dilakukan secara lisan yang sering kita dengar dan lihat di televisi, dan secara tulisan yang dapat kit abaca di media cetak.

1. Struktur
Ada beberapa struktur yang membangun teks berita. Stuktur teks tersebut merupakan struktur yang membangun teks sehingga menjadi satu kesatuan teks yang utuh. Kalian Teks berita disusun dengan struktur teks orientasi berita diikuti peristiwa lalu sumber berita.
  • Orientasi berita merupakan pembuka tentang hal yang akan diberitakan.
  • Peristiwa merupakan tahap inti dari berita. Pada tahap ini berita dinarasikan sedemikian rupa hingga tersaji beberapa fakta yang dimunculkan kemudian.
  • Sumber berita tidak selalu berada di akhir berita. Ia bisa berada di dalam berita itu sendiri.

2. Kaidah Kebahasaan
Teks Berita Dari sebuah teks juga dapat kita analisis kaidah kebahasannya. Dalam teks berita kaidah yang harus terpenuhi yaitu teks harus disajikan dengan informasi yang aktual dan bersifat umum. Bahasa yang diunakan harus bersifat baku atau standar bahasa Indonesia, sehingga menjembatani pemahaman banyak khalayak dari berbagai kalangan karena lebih dipahami oleh semuanya. Aspek kebahasaan lain yang ada dan sering muncul dalam teks berita adalah digunakannya kalimat langsung dan tidak langsung.

Keterangan
Di dalam teks berita, penggunaan keterangan adalah sebuah keharusan. Istilah keterangan dalam tata bahasa disebut dengan adverbia. Keterangan merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi lebih lanjut tentang sesuatu yang dinyatakan dalam kalimat; misalnya, memberi informasi tentang tempat, waktu, cara, sebab, dan tujuan. Keterangan ini dapat berupa kata, kelompok kata, atau anak kalimat.
  • Keterangan yang berupa kelompok kata ditandai oleh preposisi, seperti di, ke, dari, dalam, pada, kepada, terhadap, tentang, oleh, dan untuk. 
  • Keterangan yang berupa anak kalimat ditandai dengan kata penghubung, seperti ketika, karena, meskipun, supaya, jika, dan sehingga. 

C. Teks Iklan
Iklan merupakan bentuk pemakaian bahasa yang digunakan sedemikian rupa sehingga pesan yang dikandungnya dapat diterima oleh masyarakat lalu masyarakat tersebut memberikan umpan balik yang berupa keuntungan bagi perusahaan pengiklan. Iklan dapat menjangkau hampir semua lapisan masyarakat. Oleh karena itu, keberhasilan sebuah iklan sangat bergantung pada kemahiran seseorang dalam menggunakan bahasa.

Struktur Teks
Struktur teks iklan tidak selalu berurutan sperti struktur teks lainnya, karena pembuatan iklan melibatkan kreativitas pembuatnya agar bisa menjadi daya tarik khalayak, sehingga strukturnya pun tidak teratur dan kaku. Seperti pada contoh iklan semen tiga roda di bawah ini strukturnya terdiri dari orientasi, tubuh iklan, dan justifikasi.
 Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk jenjang Pendidikan Menengah Kelas XII disajikan denga Jenis Jenis Teks Kelas XII
Iklan Semen Tiga Roda
Struktur TeksTeks
OrientasiAku sih percaya....tapi sama Semen Tiga Roda
Tubuh iklanBagusnya yang Terpercaya. Bagusnya Semen Tiga Roda
JustifikasiSemen Tiga Roda Kokoh Terpercaya

Namun dalam banyak hal, struktur teks iklan tidak dapat diurai dengan jelas karena bentuknya yang sangat sederhana atau bahkan sangat kompleks, seperti iklan pada media televisi yang berupa gambar audiovisual atau pada media baliho tempat iklan hanya berupa gambar abstrak maupun tanda.

Untuk mengetahui apakah iklan suatu produk sesuai dengan keinginan atau dapat menarik perhatian masyarakat, maka diperlukan elemen-elemen iklan, yakni: heard words (kata-kata yang terdengar dalam iklan); musik (musik yang terdapat dalam tayangan iklan); seen words (kata-kata yang terlihat pada tayangan iklan); picture (gambar atau tayangan iklan); colour (komposisi atau keserasian warna gambar serta pengaturan cahaya yang terdapat dalam tampilan tayangan iklan); movement (gerakan yang terlihat pada tayangan iklan).

D. Teks Opini/Editorial
Teks opini merupakan salah satu media atau wadah mengemukakan pendapat atau mengeluarkan pikiran tersebut. Ketika mengungkapkan pendapat atau pikirantentunya harus dilengkapi dengan fakta penunjang dan alasan yang masuk akal agar teks opini yang dibangun bisa diterima oleh pembaca atau pendengar.

1. Struktur Teks Opini
Struktur teks itu merupakan gambaran cara teks itu dibangun. Teks opini disusun dengan struktur pernyataan pendapat, diikuti oleh argumentasi, dan ditutup oleh pernyataan ulang pendapat. Struktur teks ini dapat dituliskan seperti berikut: pernyataan pendapat^argumentasi^pernyataan ulang pendapat (thesis statement^arguments^ reiteration).
  • Pernyataan pendapat (thesis statement). Pernyataan pendapat berisikan topik tentang sebuah permasalahan yang akan dibahas.
  • Argumentasi merupakan pendukung yang akan memperkuat opini yang hendak disampaikan. Pendukung berupa fakta-fakta tentang topik yang diangkat sehingga memberi nilai objektivitas pada tulisan daripada sekadar opini belaka. Pada bagian ini penulis berusaha meyakinkan pembaca bahwa apa yang dikemukakan itu benar.
  • Pernyataan ulang pendapat (reiteration) merupakan bagaian akhir teks opini yang berisi penegasan kembali pendapat yang telah dikemukakan agar pembaca atau pendengar semakin yakin dengan pandangan kalian tersebut.

2. Unsur Kebahasaan
a. Adverbia
Dalam sebuah teks opini/editorial biasanya digunakan bahasa yang dapat mengekspresikan sikap eksposisi. Agar dapat meyakinkan pembaca, diperlukan ekspresi kepastian, yang bisa dipertegas dengan kata keterangan atau adverbia frekuentatif, seperti selalu, biasanya, sebagian besar waktu, sering, kadang-kadang, jarang, dan lainnya.

b. Konjungsi
Konjungsi yang banyak dijumpai pada teks opini adalah konjungsi yang digunakan untuk menata argumentasi, seperti pertama, kedua, berikutnya, dan sebagainya; atau konjungsi yang digunakan untuk memperkuat argumentasi, seperti bahkan, juga, selain itu, lagi pula, sebagai contoh, misalnya, padahal, justru dan lain-lain; atau konjungsi yang menyatakan hubungan sebab akibat, seperti sejak, sebelumnya, dan sebagainya; konjungsi yang menyatakan harapan, seperti agar, supaya, dan sebagainya.

c. Verba
Teks opini mencakup penggunaan kata kerja material, relasional, dan mental sekaligus.
  • Verba (kata kerja) material merupakan verba yang menunjukkan perbuatan fisik atau peristiwa, misalnya mengunyah, membaca, menulis, dan sebagainya.
  • Verba relasional adalah verba yang menunjukkan hubungan intensitas (yang mengandung pengertian A adalah B), sirkumstansi (yang mengandung pengertian A pada/di dalam B), dan milik (yang mengandung pengertian A mempunyai B). Verba yang pertama tergolong ke dalam verba relasional identifikatif, sedangkan verba yang kedua dan ketiga tergolong ke dalam verba relasional atributif. Pada verba relasional identifikatif terdapat partisipan token (token) atau teridentifikasi (identified) dan nilai (value) atau pengidentifikasi (identifier). Misal: Ayah (token) adalah (verba relasional identifikasi) pelindung keluarga (nilai). Pada verba relasional atributif terdapat partisipan penyandang (carrier) dan sandangan (attribute). Misal: Ayah (penyandang) mempunyai (verba relasional atributif) mobil baru (sandangan).
  • Verba mental, pada umumnya digunakan untuk mengajukan klaim. Verba ini menerangkan persepsi (misalnya: melihat, merasa), afeksi (misalnya: suka, khawatir), dan kognisi (misalnya: berpikir, mengerti). Pada verba mental ini terdapat partisipan pengindera (senser) dan fenomena. Contohnya dalam klausa: Saya mempercayai bahwa..., Menurut saya..., Saya berpendapat.... Contoh lain dalam kalimat: Ayah (pengindera) mendengar (verba mental) kabar itu (fenomena).

d. Kosakata
Dalam membuat teks opini, seorang penulis harus kaya akan kosakata agar teks yang dibangun memperlihatkan seorang penulis yang berwawasan luas. Di dalam teks tersebut, terlihat beberapa kosakata yang jarang digunakan dalam keseharian.

E. Teks Cerita Fiksi dalam Novel
Fiksi ialah cerita dalam prosa, hasil olahan pengarang berdasarkan pandangan, tafsiran, dan penilaiannya tentang peristiwa – peristiwa yang pernah terjadi, ataupun pengolahan tentang peristiwa -peristiwa yang hanya berlangsung dalam khayalannya. Teks cerita fiksi ini merupakan karya sastra berbentuk prosa. Mengingat hakikat prosa adalah narasi (cerita), maka di dalamnya ada pelaku cerita (tokoh), rangkaian cerita (alur), pokok masalah yang diceritakan (tema), siapa yang menyampaikan cerita (pencerita), serta tempat, waktu, dan suasanan seperti apa cerita itu berlangsung (latar).

1. Struktur Teks
Struktur teks adalah hubungan antara unsur-unsur teks yang membentuk teks sebagai satu kesatuan. Secara keseluruhan, struktur yang membangun teks cerita fiksi adalah abstrak^orientasi^komplikasi^evaluasi^resolusi^koda. Akan tetapi, karena teks novel ini termasuk genre makro, terdapat beberapa jenis genre mikro (teks tunggal) yang mengisi keseluruhan struktur teks novel.
  • Abstraksi = Ringkasan atau inti cerita yang dikembangkannya menjadi rangkaian peristiwa.
  • Orientasi = Pengenalan yang berisi latar waktu, latar ruang, dan latar suasana.
  • Komplikasi = Urutan kejadian sebab akibat.
  • Evaluasi = Konflik yang menuju ke tahapan.
  • Resolusi = Secara rinci tentang sebuah solusi dari konflik.
  • Koda = Menerangkan bagian akhir dari cerita.

2. Unsur Pembangun Cerita Fiksi dalam Novel
a. Tema
Tema adalah inti atau ide pokok dalam cerita. Tema merupakan awal tolak pengarang dalam menyampaikan cerita. Tema suatu novel menyangkut segala persoalan dalam kehidupan manusia, baik masalah kemanusiaan, kekuasaan, kasih sayang, dan sebagainya.

b. Hubungan Kausalitas
Jalur tempat lewatnya rentetan peristiwa yang merupakan rangkaian polah para tokoh yang berusaha memecahkan konflik dalam sebuah cerita disebut alur. Alur, yang merupakan perpaduan semua unsur pembangun cerita sehingga menjadi kerangka utama, mempunyai penekanan pada hubungan kausalitas tiap peristiwa yang ada.

c. Alur
Alur / Plot merupakan rangkaian peristiwa dalam novel. Alur dibedakan menjadi 2 (dua) bagian yaitu pertama alur maju ( progesif ) yaitu apabila peristiwa bergerak secara bertahap berdasarkan urutan kronologis menuju alur cerita. Sedangkan yang kedua alur mundur ( flash back progesif ) yaitu terjadi ada kaitannya dengan peristiwa yang sedang berlangsung. Plot / alur menampilkan kejadian – kejadian yang mengandung konflik maupun menarik bahkan mencekam pembaca.

d. Penokohan
Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan karakter tokoh-tokoh dalam cerita. Untuk menggambarkan karakter seorang tokoh, pengarang dapat juga menyebutkannya langsung, misalnya si A itu penyabar, si B itu murah hati. Penjelasan karakter tokoh dapat pula melalui gambaran fisik dan perilakunya, lingkungan kehidupannya, cara bicaranya, jalan pikirannya, ataupun melalui penggambaran oleh tokoh lain.

e. Gaya Bahasa
Untuk melukiskan sosok dan watak tokoh, serta suasana latar belakang cerita, baik waktu maupun tempat, kalian bisa melihat pengarang menggunakan perumpamaan, yang dikenal dengan sebutan majas atau gaya bahasa. Perhatikan beberapa kutipan berikut. Tentu saja kalian masih ingat tentang gaya bahasa.